Sep
23
*Terbang naek elang dan mendarat di blog*
Mau cerita sedikit nih tentang pengalaman mengikuti perlombaan melukis di SMPN Unggulan Sindang, Indramayu sekitar tahun 2010 yang lalu (gue masih kelas 8) dalam rangka memperingati FLS2N.
Jadi gue cuma dikasih waktu selama kurang lebih 1 hari buat latihan (Sebetulnya 3 hari, cuma 2 hari yang lain itu gue pake buat males-malesan. <-- nggak perlu ditiru). Sebelum itu, guru disekolah ngenalin dulu gue sama om Iwan, yang katanya beliau itu sudah lama menjadi pelukis di Indramayu, bahkan karya beliau sudah dikirim kemana-mana.
Hari Ketiga - Sanggar lukis
Sepulang sekolah sekitar pukul 13.30 WIB. Gue ditemenin latihan bareng sohib gue, namanya Fardan (icang). Entah kenapa gue juga bingung nama "Fardan Chaisar" mendapat julukan atau panggilan "Icang" unsur "Icang" nya darimana? Yaudahlah kl gitu, nama gue "Ryannovella" panggil aja "Holmes" <--(unsur "Holmes"nya darimana pula...). Oke, si Icang dateng kerumah gue buat nemenin latihan disanggar lukis milik om Iwan. Gue mampir-mampir dulu lah ke warung buat beli snack atau apalah. Setelah sampai disanggar lukis, kami disambut oleh om Iwan yang dikuncir dan berambut gondrong. Ini dia, gue juga masih bingung kenapa rata-rata para pelukis itu mempunyai rambut yang gondrong...
Dan gue kaget, hari pertama latihan gue disuruh ngelukis seorang penari topeng dari Indramayu.
Tunggu dulu....... sial! gue lupa bawa alat lukisnya! akward sekali, tapi akhirnya gue dikasih pinjem alat lukis oleh om Iwan yang baik hati, rajin menabung, tidak sombong, tidak pelit, dan tidak alay. (Oke, om Iwan itu sebetulnya dia alay)
O.k dengan tangan yang kaku dan perasaan yang gugup, gue nyoba menggoreskan garis-garis oil pastel. Ketika ada kesalahan dalam pelukisan, langsung gue di nasihatin. 1 kali kesalahan 2 menit lamanya nasihat itu terlontar. Nah, 10 kali kesalahan? 20 menit.
Jika nasihat-nasihat tersebut digabungkan, maka terciptalah satu periode ceramah. Hahaha
Setelah pekerjaan hampir selesai dan hasil yang didapat kurang memuaskan, gue kecewa, kecewa langsung. Hampir 2 jam terbuang men! -_- dan gambar belum bagus, mana waktu buat latihan nya ngga lama pula. Nah, Oke... gue kecapean, om Iwan pergi ke warung bentar beli minum buat gue. (Nyusahin, tapi ngga gue suruh buat beli minum loh, dia berangkat sendiri.)
Sambil menunggu, beliau kembali, gue dan Icang melihat-lihat lukisan yang ada di sekeliling. Ternyata, kebanyakan lukisan yang dilukis oleh Om Iwan itu bertemakan kuno/bersejarah/cerita rakyat/legnda dsb. Dan adapula kumpulan lukisan-lukisan yang telah dipesan oleh pelanggannya.
Yap, hanya sekitar 2 menit-an beliau sudah kembali lagi. Lalu dengan cepat beliau nyuruh gue buat ngelukis lagi x__x. Apa boleh buat sisa waktu untuk hari ini tinggal 3 jam-an.
Nah, waktu itu gue hampir putus asa, malah sampe pengin ngundurin diri. Tapi gue sadar, di dunia ini masih banyak orang-orang yang mempunyai kekurangan fisik tetapi memiliki semangat hidup yang luar biasa. Bahkan diantara mereka banyak juga yang menjadi panutan dan contoh bagi masyarakat. Menjalani hidup ini memang tidak selalu mudah, seperti ritme musik, ada
saatnya nada mengalami turun dan suatu kali nada harus dinaikkan. Tapi
Hidup ini bukan musik yang dengan mudahnya kita mainkan iramanya sesuai
keinginan kita. Hidup ini serba tidak pasti, namun karena tidak
pasti itulah, kita harus berjuang dan berusaha sekuat tenaga, agar irama
hidup yang kita mainkan, enak didengar dan tidak hanyut dalam syahdunya
nada yang akan membuat kita lalai.
Kita semua ingin menjadi orang sukses, bahagia atau paling tidak
menghindari yang namanya kegagalan. Dan sukses tidak mudah datangnya,
kita harus mengalami fase demi fase berupa hambatan, rintangan dan
kegagalan. Sukses memang harus kita perjuangkan, ada harga yang harus
kita bayar, terkadang biaya yang kita keluarkan sangat mahal harganya. Memang hidup itu terkadang dapat membuat orang putus asa, contohnya gue.
Seringkali, berapapun harga yang sudah kita bayar, selalu saja kegagalan
itu tidak bisa kita hindari. Dan tantangan yang terlalu pahit jika
kegagalan itu datang, kita mengalami yang namanya Putus Asa. Benih-benih putus asa itu selalu ada, akan tetapi
semuanya kembali pada diri masing-masing, apakah kita mampu menghindari
dan mengendalikan rasa putus asa atau malah membiarkanya terus
berkembang, yang akan melumpuhkan semangat juang kita. Terkadang kita
menyalahkan pihak lain atas apa yang terjadi pada kita, bahkan yang
paling kejam kita menyalahkan Allah. Kita tidak pernah menyadari jika
ada sesuatu yang manis yang tersimpan rapi, yang Allah siapkan untuk kita.
Menyadari bahwa kita telah gagal bukan berarti kita sudah kehilangan
kesempatan untuk berhasil. Gagal itu perlu sob, bahkan kita juga butuh saat
terjatuh, supaya kita mampu belajar tentang kedewasaan, belajar betapa
tidak enaknya jika kita berada dibawah, belajar tidak lupa saat diatas.
Masalahnya, jika rasa putus asa terlalu lama menina-bobokan kita, maka
kita akan kehilangan banyak kesempatan. Boleh-boleh saja kita
mengasihani diri sendiri, meratapi kegagalan, tapi kita harus ingat
bahwa tidak ada orang yang bisa merubah hidup kita
kecuali diri kita sendiri. Nah, lalu gue sadar betapa bodohnya sudah membuang waktu yang sangat berharga ini.
Lalu dengan penuh rasa semangat gue melanjutkan pekerjaan yang telah terhenti.
Hari keempat - SMPN Unggulan Sindang, Indramayu
Pada hari senin sekitar pukul 09.00 WIB, gue dan Atifah Hanum (temen gue yang juga diikutsertakan dalam lomba) diberi dispensasi oleh kepala sekolah yang paling kece, Dr. H. Abdul Tolib, M.Pd.
Sambil menunggu perlombaan dimulai, kami pergi ke kantin yang ada di sekolah tsb. Tunggu dulu................. sial! gue lupa bawa uang! x___x miris!. Tapi, akhirnya keajaiban datang (dia datang naik elang). Om Deny, salah satu pengurus TU yang mengantarkan kami ke SMPN Unggulan memberi kami keringanan, dia nanggung semua biaya jajan kami. hahahaha (nyusahin lagi).
Hingga tiba lah waktu nya. Banyak sekali peserta lain memiliki potensi dan kemahiran yang tinggi. (mampus, lawannya berat-berat.... mati jangan?). Tapi SEMANGAT! ngga ada kok yang perlu ditakuti! berjuang juga belum, tapi sudah memikirkan yang macem-macem. Panitia memberikan waktu kurang lebih selama 2 jam.
Dengan penuh semangat dan rasa percaya diri, gue memulai menggoreskan pensil dengan perlahan.
Setelah waktu berakhir dan jurus terakhir dikeluarkan, akhirnya tiba masanya dimana gue harus mengumpulkan gambarnya. Daaaan lomba pun berakhir.
Rasa lelah dan sebagainya menghantui.
Tapi itu semua berubah ketika negara api menyerang, hanya om Deny yang punya uang yang dapat membelikan minum di kantin. Tapi, ketika dunia membutuhkannya, dia menghilang......
Tiba saatnya hingga Ibu Mela (guru kesenian) datang menghampiri kami.
Nah, barulah kita pulang kerumah.
Dan, ternyata setelah ada informasi, gue dapet juara 2. Alhamdulillah ^^
Itu saja curhatan "pendek" kali ini, mohon maaf apabila ada kesalahan kata dan apabila elang gue nakal. Terimakasih~
Mau cerita sedikit nih tentang pengalaman mengikuti perlombaan melukis di SMPN Unggulan Sindang, Indramayu sekitar tahun 2010 yang lalu (gue masih kelas 8) dalam rangka memperingati FLS2N.
Jadi gue cuma dikasih waktu selama kurang lebih 1 hari buat latihan (Sebetulnya 3 hari, cuma 2 hari yang lain itu gue pake buat males-malesan. <-- nggak perlu ditiru). Sebelum itu, guru disekolah ngenalin dulu gue sama om Iwan, yang katanya beliau itu sudah lama menjadi pelukis di Indramayu, bahkan karya beliau sudah dikirim kemana-mana.
Hari Ketiga - Sanggar lukis
Sepulang sekolah sekitar pukul 13.30 WIB. Gue ditemenin latihan bareng sohib gue, namanya Fardan (icang). Entah kenapa gue juga bingung nama "Fardan Chaisar" mendapat julukan atau panggilan "Icang" unsur "Icang" nya darimana? Yaudahlah kl gitu, nama gue "Ryannovella" panggil aja "Holmes" <--(unsur "Holmes"nya darimana pula...). Oke, si Icang dateng kerumah gue buat nemenin latihan disanggar lukis milik om Iwan. Gue mampir-mampir dulu lah ke warung buat beli snack atau apalah. Setelah sampai disanggar lukis, kami disambut oleh om Iwan yang dikuncir dan berambut gondrong. Ini dia, gue juga masih bingung kenapa rata-rata para pelukis itu mempunyai rambut yang gondrong...
Om Iwan : Halo selamat siang, ini dek Ryan yang mau ikut lomba lukis itu ya?
Ryan : Bukan om, ini dek Ryan yang mau ikut lomba balap kelereng.
Om Iwan : .......................... *lalu muncul keheningan yang panjang*
Nah, kl yang ini siapa? mau ikut lomba juga dek?
Icang : Saya fardan om, engga kok, cuma nemenin latihan doang, sekalian mau tau teknik-teknik lukisnya.
Om Iwan : Oh, kirain mau ikut lomba juga. Yasudah kalian masuk saja ke sanggar, kita langsung mulai latihan.
Dan gue kaget, hari pertama latihan gue disuruh ngelukis seorang penari topeng dari Indramayu.
Tunggu dulu....... sial! gue lupa bawa alat lukisnya! akward sekali, tapi akhirnya gue dikasih pinjem alat lukis oleh om Iwan yang baik hati, rajin menabung, tidak sombong, tidak pelit, dan tidak alay. (Oke, om Iwan itu sebetulnya dia alay)
Om Iwan : Ryan, nih om kasih pinjam alat lukis nya dulu + nih kanvas, terserah kanvas nya boleh nanti dibawa pulang.
Ryan : Bener nih boleh dibawa pulang kanvas nya om?
Om Iwan : Iya, silahkan saja nanti dibawa pulang.
Ryan : Beneran nih, jangan bohong....
Om Iwan : Bener, boleh kok.
Ryan : Saya serius loh om.
Om Iwan : Iyaaa boleeh.
Ryan : Hah? ciyus nih? cumpah? miapa?
Om Iwan : C1yuS Ry4AnnN mi3 OyenK... BleH koQg nNti Knvs nyU4 d!e bAw@ PhoElaNkkZ jHa.....,,,,,,......
(Seketika om Iwan menjadi alay dan muncul lah hening episode 2*
Ryan : ............................................................................................... ................ ..... ................ ....... .. ................................ ............. ..... ............... .... ......................... ..................... ....... ........... <-- Bukan sandi morse.
O.k dengan tangan yang kaku dan perasaan yang gugup, gue nyoba menggoreskan garis-garis oil pastel. Ketika ada kesalahan dalam pelukisan, langsung gue di nasihatin. 1 kali kesalahan 2 menit lamanya nasihat itu terlontar. Nah, 10 kali kesalahan? 20 menit.
Jika nasihat-nasihat tersebut digabungkan, maka terciptalah satu periode ceramah. Hahaha
Setelah pekerjaan hampir selesai dan hasil yang didapat kurang memuaskan, gue kecewa, kecewa langsung. Hampir 2 jam terbuang men! -_- dan gambar belum bagus, mana waktu buat latihan nya ngga lama pula. Nah, Oke... gue kecapean, om Iwan pergi ke warung bentar beli minum buat gue. (Nyusahin, tapi ngga gue suruh buat beli minum loh, dia berangkat sendiri.)
Sambil menunggu, beliau kembali, gue dan Icang melihat-lihat lukisan yang ada di sekeliling. Ternyata, kebanyakan lukisan yang dilukis oleh Om Iwan itu bertemakan kuno/bersejarah/cerita rakyat/legnda dsb. Dan adapula kumpulan lukisan-lukisan yang telah dipesan oleh pelanggannya.
Yap, hanya sekitar 2 menit-an beliau sudah kembali lagi. Lalu dengan cepat beliau nyuruh gue buat ngelukis lagi x__x. Apa boleh buat sisa waktu untuk hari ini tinggal 3 jam-an.
Ryan : Ampuuuun! nyerah deh nyeraah! Om udah om, ngelukisnya capeeek!
Om Iwan : Loh kenapa? bukannya lanjutin ngelukis, tapi malah putus asa begitu, ayo cepat diselesaikan melukisnya, waktu yang kamu punya itu cuma sedikit. Jangan putus asa, ayo! masih banyak orang diluar sana yang sedang berjuang! dan kamu juga harus menjadi salah satu dari mereka.
Nah, waktu itu gue hampir putus asa, malah sampe pengin ngundurin diri. Tapi gue sadar, di dunia ini masih banyak orang-orang yang mempunyai kekurangan fisik tetapi memiliki semangat hidup yang luar biasa. Bahkan diantara mereka banyak juga yang menjadi panutan dan contoh bagi masyarakat. Menjalani hidup ini memang tidak selalu mudah, seperti ritme musik, ada
saatnya nada mengalami turun dan suatu kali nada harus dinaikkan. Tapi
Hidup ini bukan musik yang dengan mudahnya kita mainkan iramanya sesuai
keinginan kita. Hidup ini serba tidak pasti, namun karena tidak
pasti itulah, kita harus berjuang dan berusaha sekuat tenaga, agar irama
hidup yang kita mainkan, enak didengar dan tidak hanyut dalam syahdunya
nada yang akan membuat kita lalai.
Kita semua ingin menjadi orang sukses, bahagia atau paling tidak
menghindari yang namanya kegagalan. Dan sukses tidak mudah datangnya,
kita harus mengalami fase demi fase berupa hambatan, rintangan dan
kegagalan. Sukses memang harus kita perjuangkan, ada harga yang harus
kita bayar, terkadang biaya yang kita keluarkan sangat mahal harganya. Memang hidup itu terkadang dapat membuat orang putus asa, contohnya gue.
Seringkali, berapapun harga yang sudah kita bayar, selalu saja kegagalan
itu tidak bisa kita hindari. Dan tantangan yang terlalu pahit jika
kegagalan itu datang, kita mengalami yang namanya Putus Asa. Benih-benih putus asa itu selalu ada, akan tetapi
semuanya kembali pada diri masing-masing, apakah kita mampu menghindari
dan mengendalikan rasa putus asa atau malah membiarkanya terus
berkembang, yang akan melumpuhkan semangat juang kita. Terkadang kita
menyalahkan pihak lain atas apa yang terjadi pada kita, bahkan yang
paling kejam kita menyalahkan Allah. Kita tidak pernah menyadari jika
ada sesuatu yang manis yang tersimpan rapi, yang Allah siapkan untuk kita.
Menyadari bahwa kita telah gagal bukan berarti kita sudah kehilangan
kesempatan untuk berhasil. Gagal itu perlu sob, bahkan kita juga butuh saat
terjatuh, supaya kita mampu belajar tentang kedewasaan, belajar betapa
tidak enaknya jika kita berada dibawah, belajar tidak lupa saat diatas.
Masalahnya, jika rasa putus asa terlalu lama menina-bobokan kita, maka
kita akan kehilangan banyak kesempatan. Boleh-boleh saja kita
mengasihani diri sendiri, meratapi kegagalan, tapi kita harus ingat
bahwa tidak ada orang yang bisa merubah hidup kita
kecuali diri kita sendiri. Nah, lalu gue sadar betapa bodohnya sudah membuang waktu yang sangat berharga ini.
Lalu dengan penuh rasa semangat gue melanjutkan pekerjaan yang telah terhenti.
Om Iwan : Naaaahhh! gitu dooong, itu baru anak didik om! (y)(y)(y)(y)(y)(y)(y) (beliau mengacungkan ke-7 jempolnya). Semangat! pasti kamu dapet juara kl terus semangat dan percaya diri seperti itu.
Ryan : Okeeeeeeeehhh siaappp!~
Hari keempat - SMPN Unggulan Sindang, Indramayu
Pada hari senin sekitar pukul 09.00 WIB, gue dan Atifah Hanum (temen gue yang juga diikutsertakan dalam lomba) diberi dispensasi oleh kepala sekolah yang paling kece, Dr. H. Abdul Tolib, M.Pd.
Sambil menunggu perlombaan dimulai, kami pergi ke kantin yang ada di sekolah tsb. Tunggu dulu................. sial! gue lupa bawa uang! x___x miris!. Tapi, akhirnya keajaiban datang (dia datang naik elang). Om Deny, salah satu pengurus TU yang mengantarkan kami ke SMPN Unggulan memberi kami keringanan, dia nanggung semua biaya jajan kami. hahahaha (nyusahin lagi).
Hingga tiba lah waktu nya. Banyak sekali peserta lain memiliki potensi dan kemahiran yang tinggi. (mampus, lawannya berat-berat.... mati jangan?). Tapi SEMANGAT! ngga ada kok yang perlu ditakuti! berjuang juga belum, tapi sudah memikirkan yang macem-macem. Panitia memberikan waktu kurang lebih selama 2 jam.
Dengan penuh semangat dan rasa percaya diri, gue memulai menggoreskan pensil dengan perlahan.
-(Diatas adalah dimana gue sedang berada dalam fase melukis)
-
-
-
-
-
-
- Ryan : penghapus mana penghapus!? oh. ini dia.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Ryan : ................... ...... .... .... .. . . .. . . . .
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Ryan : waktunya tinggal 5 menit lagi!!!! x___x
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Setelah waktu berakhir dan jurus terakhir dikeluarkan, akhirnya tiba masanya dimana gue harus mengumpulkan gambarnya. Daaaan lomba pun berakhir.
Rasa lelah dan sebagainya menghantui.
Tapi itu semua berubah ketika negara api menyerang, hanya om Deny yang punya uang yang dapat membelikan minum di kantin. Tapi, ketika dunia membutuhkannya, dia menghilang......
Tiba saatnya hingga Ibu Mela (guru kesenian) datang menghampiri kami.
Ibu Mela : Ryan, Hanum, gimana tadi bisa kan lombanya?
Ryan dan Hanum : Bisa ibuuuuuuu~~~ (nada anak kecil).
Ibu Mela : Baguslah, ini Ibu bawakan sedikit makanan dan minuman buat kalian.
Ryan dan Hanum : Makaseh Ibuuuuuuu~~~ (nada anak kecil).
Ibu Mela : Pada mau pulang ngga?
Ryan dan Hanum : Engga Ibuuuuuuu~~~ kita mau ngineeeeeeep~~~ (nada orang setruk).
Ibu Mela : ................................................ *lalu muncul hening episode 3*
Nah, barulah kita pulang kerumah.
Dan, ternyata setelah ada informasi, gue dapet juara 2. Alhamdulillah ^^
Itu saja curhatan "pendek" kali ini, mohon maaf apabila ada kesalahan kata dan apabila elang gue nakal. Terimakasih~