Jul
31
VIRUS KLOWOR?
Pertanian di Indramayu sedang dilanda duka yang mendalam, wah?! Ya, serangan lanjutan dari wereng, ketika hama wereng berhasil dibasmi ternyata datang hama selanjutnya yang membuat petani frustasi dan stress karena tanaman padi yang dijaga oleh petani sekitar akan terkena serangan hama lanjutan dari wereng ini, yang oleh orang Indramayu menyebutnya virus klowor atau dalam bahasa Indonesia virus/hama kerdil, dan dalam bahasa sedikit ilmiahnya itu virus tungro.
Virus ini merupakan virus yang berasal dari sisa lendir wereng cokelat yang biasanya hinggap di benih padi. Efek yang ditimbulkan dari serangan hama kerdil hampa adalah padi yang masih berumur muda rusak bahkan mati saat baru disebar.
Sebenaranya virus ini bukan hal yang baru dalam dunia pertanian. Peramu Pupuk Organik Cair Biogan, yaitu Bapak Sujadih Kangoloh juga sempat booming karena produk hasil karya penelitiannya yang saat itu bernama Bioton sukses luar biasa ketika ada serangan virus tungro ini dan banyak yang gagal panen tapi ada seorang petani yang tidak sengaja menggunakan bioton (biogan lama) dan tanaman padinya kembali sembuh dan bisa panen dengan normal.
Apa sih bahayanya virus kerdil ini?
Berikut penjelasan dari ahli tanaman pangan, Bapak Ir. Sujadih Kangoloh, "Virus Kerdil itu lanjutan dari serangan wereng, saat werengnya mati akan ada serangan virus kerdil. Virus kerdil ini ada dua, yaitu kerdil rumput membuat padi menjadi seperti rumput, tidak bisa tumbuh tinggi layaknya rumput dan tidak bisa mengeluarkan padi, dan kerdil hampa, sama, padi tidak bisa tumbuh tinggi dan bisa mengeluarkan padi tapi isinya hampa, kalau orang Cirebon bilang gabug".
Pada umumnya yang terserang virus kerdil itu karena pola petani sendiri yang salah yaitu melakukan penanaman padi terus menerus lebih dari tiga kalai musim, sehingga hama dan penyakit tanaman padi belum mati dan mata rantai hidupnya masih berjalan produktif. Awalnya benih padi diserang wereng dan hal ini lah yang umumnya membuat 80% sampai 100% gagal panen karena dari persemaian saja sudah terkena penyakit.
Lalu solusinya apa?
1. Penanaman varietas tahan. Seharusnya di selang-selingi dahulu dengan menanam palawija. Tapi ya bagaimana lagi demi mengejar keuntungan, sebab sewa tanah bengkok desa yang semakin tahun semakin mahal juga karena umumnya begitu ya petani ya menanam lagi.
2. Pengaturan air irigasi yang baik. Kondisi pengairan dapat mempengaruhi kelembapan di bawah kanopi. Nimfa wereng cokelat tidak dapat berkembang dengan baik pada kelembapan di bawah kanopi kurang dari 60%.
3. Menghilangkan sumber infeksi. Untuk mengurangi penyebaran penyakit kerdil rumput maupun kerdil hampa pada tanaman padi, bisa Anda gunakan cara-cara sebagai berikut yaitu dengan mencabut dan membenamkan tanaman yang sudah terinfeksi, sisa-sisa tanaman, dan ratun.
4. Pengendalian dengan cara biologi. Dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh-musuh alami wereng cokelat seperti jenis laba-laba (Lycosa) dan kepik (Crytorhinus Microvelia).
5. Penggunaan Pestisida. Insektisida yang ampuh untuk mengendalikan hama wereng cokelat dan wereng punggung putih yaitu fipronil dan imidaklorid.
Demikian kajian isu sekaligus informasi terkait pengendalian penyakit-penyakit pada tanaman padi di Indramayu maupun wilayah persawahan lainnya. Semoga dapat bermanfaat dan mencegah akan terjadinya kerugian-kerugian yang disebabkan oleh virus-virus berbahaya yang menyerang tanaman
padi di berbagai daerah.
Sumber:
https://unsurtani.com/2017/01/pengendalian-penyakit-kerdil-hampa-dan-kerdil-rumput-akibat-wereng-cokelat diakses pada 10 Juli 2017
http://bandung.bisnis.com/read/20150119/61825/525364/hama-kerdil-hampa-mulai-menyerang-sawah-di-indramayu diakses pada 29 Juli 2017
http://www.jawapos.com/read/2017/07/31/147646/virus-klowor-serang-17-kecamatan-di-indramayu-petani-alami-ini diakses pada 30 Juli 2017
#ARKATAMA
#LKMMDFT2017